Candle Light Dinner with …

Meja melingkar dengan gaya klasik ala belanda, terpaku dua buah kursi jati yang ter-duduki oleh kita. Senyuman dan tawa disetiap percakapan. Hidangan yang sudah mulai dingin karena cerita yang tiada henti terungkapkan.

Mimpi, ya semuanya itu hanya mimpi. Mengajak seseorang yang kita sukai untuk makan malam dan bercerita banyak hal di saat tersebut, rasanya mustahil. Keraguan yang tertanam dalam dirinya memberikan arti sebuah penolakan saat kita mencoba mengajaknya.

First,

“Hai!” adalah kata pertama yang terucap di pertemuan pertama, diikuti dengan “Bagaimana kabarmu?” untuk basa-basi selanjutnya. Kemudian di jalani dengan “Jadwal kita hari ini, kamu ikut?” agar lanjutan kisah untuk percakapan ini terus ada.

Second,

Menggandeng, hal yang paling deg-degan dan membuatku binggung tanpa kata. Tapi, aku coba perlahan tapi tetap saja tangan masih gemeteran saat menggengamnya.

Third,

Memandangi, seperti mau memejamkan mata setiap kali mata kami berdua saling bertemu di satu titik. Tapi, ah sudahlah berusaha untuk tetap strong apapun yang terjadi.


“Kita akan makan dulu, atau nonton dulu, atau belanja dulu?”

Duh, harusnya bukan itu yang terucap. Perempuan paling tidak suka di tanyain tanpa di berikan statement. Seharusnya aku bertanya sambil memberikan alasan untuk mana yang lebih terdahulu.

“Makan dulu yuk, sudah lapar,” ajakku sambil mencoba tetap menggenggam tangan kirinya. Nervous banget sih ini!


Sembari berjalan dan memperhatikan sekeliling. Banyak tempat makanan yang cukup menarik. Namun mata kami berdua terpukau akan satu tempat makan yang bermodelkan latar belanda, dengan penempatan cahaya lampu yang amat menarik.

Oke, kami berdua secara bersamaan berkata, “Bagaimana kalau itu?”

Dan, dengan raut wajah yang gembira kami menghampiri latar depan yang tersedia air terjun kecil dengan ikan hias di dalamnya. Warna lampu kelap-kelip yang mengelilinginya tampak begitu indah. 

Dia secara tiba-tiba meminta mbak yang ada di depan latar tempat makan itu untuk memfoto kami. Dan, secara tidak sengaja tanganku mencoba menggandeng pinggangnya dari belakang. Sempat kaget dirinya, namun karena mbak tersebut sudah memberikan isyarat untuk segera bergaya. Pandangannya berpindah ke Lensa Kamera HP di depannya. 

Senyum sumringah yang ada pada hasil foto tersebut membuat kami berdua cukup bahagia. 

So, todei we do the first date with @victoralexandertan.” Send!

Ternyata setelah mendapati ponselnya dia segera mengupload foto di Instagram dan memberikan caption tersebut. Itupun aku tahu dari notif HPku yang berbunyi. Bahagialah, banget. Gimana enggak. Dia care banget. Pengen re-post cuma masih malu-malu kucing. Duh. Haha

 

Then…